1945 - Perang Dunia II: Pesawat Amerika Enola Gay menjatuhkan bom atom bernama Little Boy di Hiroshima, Jepang, dan langsung menewaskan 80.000 orang.
Enola Gay ialah nama pesawat pengebom yang pada Perang Dunia II menjatuhkan bom atom, bernama Little Boy ("Bocah Kecil") terhadap kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus dan Fat Man ("Orang Gemuk") terhadap kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 di Kekaisaran Jepang. Pengeboman itu merenggut nyawa sekitar 80.000 jiwa manusia di Hiroshima dan 140.000 di Nagasaki.
Pesawat ini berjenis B-29 Superfortress dengan nomor seri B-2945-MO 44-86292 dan secara khusus dipilih oleh Kolonel Paul Tibbets saat dibuat di ladang milik Glenn L. Martin Company di Omaha, Nebraska. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Enola Gay dipamerkan di Steven F. Udvar-Hazy Center.
Pesawat ini diberi nama menurut ibu pilotnya Paul W. Tibbets.
09 Agustus
* 1945 - Perang Dunia II: Pesawat pengebom B-29 milik Amerika Serikat menjatuhkan sebuah bom atom di atas kota Nagasaki, Jepang.
Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang lainnya, senjata nuklir “Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir “Fat Man di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk.
Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles, melarang negara itu memiliki senjata nuklir.
Pemboman Amerika terhadap dua kota besar Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 Agustus 1945 adalah peristiwa sejarah yang membuat trauma masyarakat dunia hingga saat ini. Pemboman dengan menggunakan Bom Atom yang dikenang sebagai sejarah besar peperangan dan penderitaan besar rakyat jepang atas kesalahan dua kubu yang saling berperang mempertahankan prinsip politik mereka. Bom Atom telah meluluh lantakkan kedua kota itu hingga mengalami penderitaan yang panjang dari generasi ke generasi akibat radiasi kimia yang diturunkan lewat genetika. Pemboman itu mengakibatkan kehancuran yang merata di daerah itu. Dalam film Dokumentasi dari Discovery Channel yang menggambarkan betapa menderitanya rakyat 2 kota tersebut yang tertimpa bom atom berkekuatan antara 15.000 dan 20.000 ton TNT. tersebut menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki, semua itu dilakukan oleh Sekutu Amerika dkk. dengan alasan untuk membungkam angkatan perang kekaisaran Jepang yang terkenal sangat heroik, pantang menyerah dan loyal kepada kaisar, Jepang sendiri akhirnya bertekuk lutut pada sekutu 6 hari setelah dijatuhkan bom atom tersebut tepat pada tanggal 15 Agustus 1945 yang kemudian disusul merdeka nya Indonesia dua hari kemudian, yang menurut beberapa orang merupakan hadiah pemberian sekutu.
Bom Atom yang dijatuhkan ke Hiroshima (6 Agustus )di namai “little boy” yang berarti bocah kecil, dan yang dijatuhkan di Nagasaki (9 Agustus) di namai “fat man” atau pria gemuk. Bom bom tersebut dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay (nama yang aneh) yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter. Untuk menjatuhkan bom ini pesawat memang terbang cukup tinggi dan menggunakan google khusus (pelindung mata khusus) anti radiasi, dalam sebuah dokumenter yang saya lihat, para pengebom memiliki tekanan (pressure) jiwa yang sangat besar karena akan menjatuhkan bom dahsyat itu ke tengah tengah pemukiman penduduk, namun mereka tetap melakukan nya demi tugas bangsa. ada sebuah kejadian yang diabadikan disana saat beberapa saat bom dijatuhkan
“Satu cahaya yang terang memenuhi pesawat,” begitu tulis Tebbits. “Kami memutar pesawat kembali untuk melihat Hiroshima. Kota tersebut tersembunyi di balik awan yang mengerikan itu… mendidih, mengembang berbentuk jamur.” Setelah itu, beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun berikutnya, semua orang bicara. “Lihat itu! Lihat itu! Lihat itu…..! ” seru kopilot Robert Lewis sambil memukul bahu Tibbets. Lewis mengatakan ia bisa merasakan pembelahan atom – proses yang terjadi ketika bom atom meledak. Rasanya seperti timah hitam. Ia lalu berbalik untuk menulis dalam catatannya. “Tuhan,” tanyanya pada diri sendiri, “Apa yang telah kami lakukan?”
* 1934 - Penjara Alcatraz dibuka.
Pulau Alcatraz adalah sebuah pulau yang terletak di tengah Teluk San Francisco di California, Amerika Serikat. Alcatraz terletak pada koordinat 37°49' LU 122°25' BB. Alcatraz dahulu merupakan benteng pertahanan militer dan kemudian dijadikan penjara keamanan-ketat. Kini dia adalah sebuah situs sejarah yang dikelola oleh Dinas Pertamanan Nasional AS sebagai Tempat Rekreasi Nasional Golden Gate dan yang dibuka untuk wisatawan. Paulu ini terdaftar sebagai Tempat Bersejarah Nasional.
Luas daratannya adalah 0,0763 km². Menurut Sensus 2000 pulau ini tidak berpenduduk.
Orang Eropa pertama yang menemukan pulau ini adalah Juan Manuel de Ayala. Nama pulau ini berasal dari kata Spanyol (diambil dari kata Arab) yang berarti pelikan. Nama julukan pulau ini ialah "The Rock" (Batu Karang).
Di tempat ini juga terdapat mercu suar tertua yang masih beroperasi di Pantai Barat Amerika Serikat. Kini tempat ini menjadi koloni burung-burung laut, umumnya burung camar barat, cormorant, gannet dan egret. Dari pulau ini orang dapat melihat pemandangan yang indah di sepanjang pantai San Francisco. Pulau ini juga menjadi titik berangkat pertandingan triatlon Kabur dari Alcatraz
Sejarah
Alcatraz pertama-tama dibangun sebagai instalasi militer pada 1850 dan kemudian diubah menjadi penjara militer, hingga 1933. Barak Hukuman Amerika Serikat di Alcatraz diambil alih oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada 12 Oktober 1933. Pulau ini menjadi penjara federal pada Agustus 1934. Selama 29 tahun penggunaannya, di penjara mendekam penjahat-penjahat terkenal seperti Al Capone, Robert Franklin Stroud (Manusia burung dari Alcatraz), dan Alvin Karpis, yang ditahan di Alcatraz jauh lebih lama daripada tahanan manapun. Penjara ini juga menyediakan perumahan untuk staf Biro Penjara dan keluarga mereka. Kini para anggota keluarga yang menghuni pulau itu dan menjadikannya rumah mereka dapat bergabung dalam Perhimpunan Alumni Alumni dan ikut serta dalam reuni tahunan yang merayakan pembukaan penjara ini pada akhir minggu kedua Agustus. Kebanyakan anggota keluarga mempunyai cerita-cerita kesayangan mereka yang sering mereka ceritakan tentang pengalaman dibesarkan di The Rock.
Dengan keputusan Jaksa Agung AS Robert F. Kennedy, tempat tahanan ini ditutup untuk selama-lamanya pada 21 Maret 1963. Penjara ini ditutup karena biaya operasinya jauh lebih mahal daripada penjara-penjara yang lain, dan teluk ini mengalami polusi karena sampah dari sekitar 250 tahanan dan 60 keluarga Biro Penjara di pulau itu. Penjara AS, sebuah penjara tradisional yang didirikan di darat dibuka pada tahun yang sama untuk menggantikan Alcatraz.
Pada 1969, sekelompok orang Indian Amerika dari berbagai suku, yang menyebut dirinya Indian Bersatu dari Semua Suku (banyak dari mereka yang pindah ke Daerah Teluk di bawah program penghentian bantuan pemerintah), menduduki pulau ini, dan mengusulkan didirikannya sebuah pusat pendidikan, pusat lingkungan hidup dan kebudayaan. Menurut orang-orang yang mendudukinya, dalam sebuah perjanjian suku Sioux, pemerintah mengakui bahwa semua tanah federal yang tidak digunakan lagi harus dikembalikan kepada suku bangsa Pribumi yang dahulu memilikinya. Selama masa pendudukan itu, sejumlah gedung dirusakkan atau dihancurkan, termasuk ruang rekreasi, tempat tinggal Pengawal Pantai, dan rumah kepala penjara. Sejumlah gedung lainnya (kebanyakan apartemen) dihancurkan oleh Pemerintah AS setelah pendudukan itu berakhir. Setelah pendudukan selama 18 bulan, pemerintah memaksa mereka keluar.
Pulau yang dikenal juga sebagai "The Rock," (Batu Karang) ini ditampilkan dalam film 1996 movie dengan judul yang sama. Puluhan film, termasuk Escape From Alcatraz dan X-Men: The Last Stand, telah menampilkan Alcatraz sejak 1937.
1099 - Perang Salib Pertama berakhir dengan Pertempuran Ascalon, dan pasukan Fatimiyah di bawah pimpinan Al-Afdhal Syahansyah mundur ke Mesir.
Pertempuran Ascalon adalah pertempuran yang terjadi antara pasukan Fatimiyah dengan Pasukan Salib pada tanggal 12 Agustus 1099, dianggap sebagai salah satu pertempuran akhir Perang Salib I.
Pihak Pasukan Salib dipimpin oleh Godefroy de Bouillon. Pasukan Al-Afdhal, wazir Fatimiyah dari Mesir, yang kemungkinan memimpin 50.000 pasukan, yang awalnya berencana mengepung Pasukan Salib di Yerusalem. Pasukannya terdiri atas bangsa Turki Seljuk, Arab, Persia, Armenia, Kurdi, dan Etiopia. Sang wazir keberatan menyerang kota suci, dan menempatkan kedudukan di Ascalon (Ashkelon). Nampaknya ia tak sadar bahwa Pasukan Salib sudah meninggalkan kota untuk berjumpa dengannya.
Pada tanggal 11 Agustus, Pasukan Salib menemukan banteng, domba, unta, dan kambing, merumput di luar kota. Hewan-hewan itu sengaja ditempatkan Fatimiyah sebagai umpan kepada Pasukan Salib. Namun, Pasukan Salib tak menaruh perhatian pada hewan-hewan itu.
Pada pagi 12 Agustus, pengintai Pasukan Salib melaporkan lokasi kamp Fatimiyah dan mereka bergerak ke sana. Selama berbaris itu, Pasukan Salib diatur dalam dalam 9 divisi: Godefroy memimpin sayap kiri, Raymond d'Aguilers di kanan, serta Tancrède de Hauteville, Eustace III de Bologne, Robert de Normandie dan Gaston IV dari Béarn menyusun bagian tengah; lebih lanjut mereka dibagi atas 2 divisi yang lebih kecil, dan divisi pasukan jalan kaki yang berbaris ke depan satu sama lain. Susunan ini juga digunakan sebagai garis pertempuran luar Ascalon, dengan pusat pasukan di Yerusalem dan Gerbang Jaffa, sisi kanan berjajar dekat pesisir Laut Tengah, dan sisi kiri menghadap Gerbang Jaffa.
Menurut sebagian besar laporan (Salib dan Muslim, Fatimiyah tak ada persiapan dan pertempuran itu pendek, namun Albert dari Aix menyatakan bahwa pertempuran itu berlangsung lama dengan pasukan Mesir yang dibekali perlengkapan memadai. Kedua garis utama pertempuran itu saling perang dengan panah hingga cukup dekat untuk bertempur menggunakan tombak. Pasukan Etiopia menyerang pusat garis Pasukan Salib, dan barisan depan Fatimiyah bisa mengepung Pasukan Salib dan mengelilingi pasukan penjaga di belakang, hingga Godefroy datang untuk menyelamatkan mereka. Meskipun jumlahnya lebih banyak, pasukan al-Afdhal sulit untuk kuat atau berbahaya sebagaimana pasukan Seljuk yang dihadapi Pasukan Salib sebelumnya. Pertempuran itu nampaknya selesai sebelum kavaleri berat Fatimiyah dipersiapkan untuk bergabung denganya. Al-Afdhal dan pasukannya yang panik berbalik ke benteng kota; Raymond mengejar beberapa dari mereka ke laut, lainnya memanjat pohon dan terbunuh dengan panah, dan lainnya dihantam dalam perjalanan baik ke Gerbang Ascalon. Al-Afdhal tinggal di belakang kamp dan barang berharganya, yang kemudian ditangkap oleh Robert dan Tancrede. Kehilangan di pihak Salib tak diketahui, namun Mesir kehilangan sekitar 10–12.000 prajuritnya.
1920 - Perang Soviet-Polandia: Pertempuran Warsawa dimulai.
Perang Polandia-Soviet (Februari 1919 – Maret 1921) adalah konflik bersenjata antara Soviet Rusia dan Republik Sosialis Federasi Soviet Ukraina melawan Republik Polandia Kedua dan Republik Rakyat Ukraina, empat negara yang lahir sesudah Perang Dunia I. Perang ini adalah akibat dari usaha ekspansionis. Polandia, yang kenegaraannya baru saja didirikan oleh Perjanjian Versailles diikuti Pembagian Polandia pada akhir abad ke-18, berusaha menguasai kembali teritori yang hilang ketika pembagian. Tujuan Soviet adalah untuk menguasai teritori yang sama, yang menjadi bagian dari kekaisaran Rusia sampai peristiwa pergolakan Perang Dunia I. Kedua negara mengklaim menang[1] dalam perang: Polandia mengklaim berhasil mempertahankan negara mereka, sementara Soviet mengklaim memukul mundur invasi Polandia ke Ukraina dan Belarus, yang dianggap Soviet sebagai bagian dari intervensi asing terhadap Perang Saudara Rusia.
Perbatasan yang ditentukan pada akhir perang.
1961 - Konstruksi Tembok Berlin dimulai.
Tembok Berlin adalah sebuah tembok perbatasan yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah Jerman Timur lainnya sehingga membuat Berlin Barat sebuah enklave.
Tembok ini didirikan pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht karena Berlin Barat adalah sebuah 'lubang' di negara mereka. Antara tahun 1949 sampai tahun 1961 sudah lebih dari 2 juta penduduk Jerman Timur melarikan diri lewat Berlin. Hal ini membuat ekonomi Jerman Timur menjadi kedodoran, karena kebanyakan orang-orang yang masih muda yang melarikan diri. Maka secara rahasia dan tiba-tiba tembok ini dibangun.
Tembok Berlin yang mengurung Berlin Barat dan memotong kota ini persis di tengahnya, menjadi simbol Perang Dingin yang paling terkenal. Banyak pembesar barat, terutama presiden Amerika Serikat yang mengunjungi tembok ini untuk mengutuknya. Presiden J.F Kennedy pada tahun 1963 datang dan berpidato di sisi tembok ini dengan kalimatnya yang ternama: "Ich bin ein Berliner." Lalu 20 tahun kemudian, pada tahun 1983 presiden Ronald Reagan juga berpidato di sini dan mengutuk Uni Soviet yang disebutnya An Evil Empire, atau sebuah kerajaan kejahatan. Tetapi pada tahun 1989, pada hari peringatan Republik Demokratis Jerman, atau Jerman Timur, pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev juga sempat mengunjungi Tembok Berlin dan berkata pada pemimpin Jerman Timur Erich Honecker bahwa “Barangsiapa terlambat datang, akan dihukum oleh hidup”.
Mula-mula tembok ini hanya berupa kawat-kawat berduri saja, tetapi lama-lama dibangun tembok batu yang dilengkapi dengan menara-menara pengawas dan senjata-senjata otomatis bersensor. Meskipun begitu, hal ini tidak mencegah ratusan orang dari Jerman Timur melarikan diri ke Dunia Barat melewati tembok ini sampai dibukanya Tembok Berlin pada tanggal 9 November 1989.
Tembok Berlin pada tanggal 16 November 1989.
1945 - Perang Dunia II: Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu, setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Kapitulasi Jepang pada bulan Agustus 1945 menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi Sekutu ke Jepang hanya tinggal waktu. Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat Militer Jepang secara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam perjanjian damai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Sementara itu, Uni Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji kepada Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta.
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada 9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. Kaisar Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di balik layar selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah menyerah.
Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu dimulai pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-negara Sekutu merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day). Walaupun demikian, sebagian pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di pelosok-pelosok Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat tentang etika penggunaan bom atom.
Pada tahun 1945, Jepang telah hampir dua tahun berturut-turut mengalami kekalahan berkepanjangan di Pasifik Barat Daya, kampanye militer Mariana, dan kampanye militer Filipina. Pada Juli 1944 setelah Saipan jatuh, Jenderal Hideki Tōjō diangkat sebagai perdana menteri oleh Jenderal Kuniaki Koiso yang menyatakan Filipina sebagai tempat pertempuran berikutnya yang menentukan.[1] Setelah Filipina jatuh, giliran Koiso yang diganti oleh Laksamana Kantarō Suzuki. Paruh pertama tahun 1945, Sekutu sudah berhasil merebut Iwo Jima dan Okinawa. Setelah diduduki Sekutu, Okinawa dijadikan daerah singgahan untuk menyerbu ke pulau-pulau utama di Jepang.[2]
Operasi kapal-kapal selam Sekutu dan penyebaran ranjau di lepas pantai Jepang telah menghancurkan sebagian besar armada dagang Jepang. Sebagai negara dengan sedikit sumber daya alam, Jepang bergantung kepada bahan mentah yang diimpor dari daratan Asia dan dari wilayah pendudukan Jepang di Hindia Belanda, terutama minyak bumi.[3] Penghancuran armada dagang Jepang, ditambah dengan pengeboman strategis kawasan industri di Jepang telah meruntuhkan ekonomi perang Jepang. Produksi batu bara, besi, besi baja, karet, dan pasokan bahan mentah lainnya hanya dalam jumlah kecil dibandingkan pasokan sebelum perang.[4][5]
Kapal tempur Jepang Haruna karam di tempat bersandarnya di pangkalan angkatan laut Kure pada peristiwa Pengeboman Kure 24 Juli 1945.
Sebagai akibat kerugian yang dialami, kekuatan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif sudah habis. Setelah serangkaian pengeboman Sekutu di galangan kapal Jepang di Kure, Prefektur Hiroshima, kapal-kapal perang Jepang yang tersisa hanyalah enam kapal induk, empat kapal penjelajah, dan satu kapal tempur. Namun semuanya tidak memiliki bahan bakar yang cukup. Walaupun masih ada 19 kapal perusak dan 38 kapal selam yang masih operasional, pengoperasian mereka menjadi terbatas akibat kekurangan bahan bakar.
Menghadapi kemungkinan penyerbuan Sekutu ke pulau-pulau utama Jepang, dimulai dari Kyushu, Jurnal Perang Markas Besar Kekaisaran menyimpulkan,
Kami tidak dapat lagi memimpin perang dengan ada sedikit pun harapan untuk menang. Satu-satunya jalan yang tersisa adalah mengorbankan nyawa seratus juta rakyat Jepang sebagai bom hidup agar musuh kehilangan semangat bertempur.
Sebagai usaha darurat yang terakhir untuk menghentikan gerak maju Sekutu, Komando Tertinggi Kekaisaran Jepang merencanakan pertahanan Kyushu secara habis-habisan. Usaha yang dinamakan dengan sandi Operasi Ketsu-Go. Ini dimaksudkan sebagai perubahan strategi yang radikal. Berbeda dari sistem pertahanan berlapis seperti dipakai sewaktu menginvasi Peleliu, Iwo Jima, dan Okinawa, kali ini semuanya dipertaruhkan di pantai. Sebelum pasukan dan perlengkapan didaratkan transpor amfibi di pantai, mereka akan diserang oleh 3.000 pesawat kamikaze. Bila strategi ini tidak mengusir Sekutu, Jepang akan mengerahkan 3.500 pesawat kamikaze tambahan berikut 5.000 kapal bunuh diri Shinyo disertai kapal-kapal perusak dan kapal-kapal selam yang masih tersisa--hingga kapal terakhir yang operasional--untuk menghancurkan Sekutu. Bila Sekutu menang dalam pertempuran di pantai dan berhasil mendarat di Kyushu, hanya akan tersisa 3.000 pesawat untuk mempertahankan pulau-pulau Jepang yang lain. Walaupun demikian, Kyushu akan dipertahankan "hingga titik darah penghabisan". Serangkaian gua-gua digali di dekat Nagano. Gua-gua tersebut disebut Markas Besar Kekaisaran Bawah Tanah Matsushiro akan dijadikan Markas Angkatan Darat di saat terjadinya invasi Sekutu dan sebagai rumah perlindungan Kaisar Jepang dan keluarga.
1945 - Jepang menyerah kepada Sekutu. Pasukan Jepang masih menguasai Indonesia, tetapi kemudian Jepang setuju untuk mengembalikan Indonesia kepada Belanda.
pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.
15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook
2005 - Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka menandatangani MoU Perdamaian di Helsinki, Finlandia, yang mengakhiri konflik bersenjata selama 30 tahun.
Pertengahan tahun 2003, ketika aceh bergolak kembali dan darurat sipil diberlakukan (dimana peraturan itu ditandatangani oleh Menko Polkam). JK mencoba menawarkan solusi lain kepada Presiden Megawati, yaitu melalui jalan damai. Saat itu Mega menyetujui usulan JK, dan memerintahkan untuk segera menjalankan. Namun saat itu JK menginginkan perintah tertulis tapi tidak mau diberikan oleh Mega. JK kemudian meminta Farid Husain untuk mencari solusi bagi perdamaian di Aceh.
Sejak saat itulah Farid terlibat dalam proses perdamaian Aceh, hal itu dimulai dengan membuka kontak -kontak dengan pihak GAM secara informal, salah satunya adalah di suatu rumah makan khas Aceh, di kawasan Benhil, Jakarta. Dari usaha untuk membuka kontak-kontak dengan pihak GAM itulah, kemudian Farid memetakan kelompok mana saja yang memiliki pengaruh di GAM, secercah harapan muncul ketika seseorang bernama Mahyuddin yang kemudian menjadi kunci bagi Farid untuk menyelesaikan konflik di Aceh. Pertemuan pertama mereka berdua dilangsungkan di rumah di JK, di Makassar, setelah pertemuan pertama itulah mulai dapat dilihat titik terang untuk menjalin kontak-kontak denga tokoh GAM. Pada titik ini Farid mencoba untuk membangun kepercayaan (trust) antaranya dirinya sebagai perwakilan (tidak resmi(pemerintah pada saat itu memiliki komitmen untuk tidak berunding dengan GAM)) pemerintah dan petinggi GAM.
Untuk menjalin kontak dengan para petinggi GAM bukanlah hal yang mudah, dalam pendekatan-pendekatan itu Farid didalam bukunya seringkali kecewa, dipermalukan dan dilecehkan, tetapi ia menganggap semua itu adalah tantangan tugas, ibarat pacaran katanya kalau ditolak satu-dua kali atau tidak diterima pulang saja dulu kemudian besok datang lagi, termasuk rencana pertemuan dengan petinggi GAM di Swedia yang beberapa kali ditunda. Maka untuk itu Farid mencoba membangun jalur komunikasi dengan petinggi GAM melalui keluarga dari mereka yang masih berada di Indonesia, agar terbangun rasa percaya.
Kontak tingkat tinggi pertama terjadi ketika Farid dan Mahyuddin yang baru pulang dari Swedia untuk menemui petinggi GAM (pertemuan yang kembali gagal) mampir ke Amsterdam, tidak disengaja didapatkan informasi bahwa salah satu panglima GAM yakni Sayid Mustafa berada disana. Pertemuan berlangsung dengan cukup panas karena Sayid berkata-kata dengan nada marah setiap menyinggung tindakan pemerintah RI di Aceh, tetapi Farid dengan gayanya yang lugas berhasil menenangkan keadaan dan pembicaraan berlangsung dengan baik. Keesokan harinya JK yang baru pulang dari Kuba akan singgah di Amsterdam, hal ini tidak disia-siakan oleh Farid untuk mempertemukan keduanya. Pembicaraan ini kemudian dilaporkan kepada Presiden Megawati.
Pintu menuju perdamaian Aceh yang lain terbuka ketika pada Desember 2003, Juha Christensen (yang telah dikenal Farid sebelumnya) menemui Farid (yang mewakili kantor Menko Kesra), untuk membicarakan mengenai penawaran produk yang dibutuhkan kantor Menko Kesra. Diakhir pembicaraan, Juha menawarkan Farid untuk dapat bertemu dengan petinggi GAM di Swedia, sejak saat itu dibangun pula komunikasi yang intens dengan Juha agar dapat bertemu dengan Petinggi GAM.
Menurut Farid, salah satu bagian tersulit dalam perundingan Aceh adalah saat ia harus menemui salah satu Panglima GAM, Sofyan Dawood di belantara hutan Aceh. Hal ini disebabkan ketika bulan Juni 2005, saat perundingan mendekati titik terang, JK ingin memastikan bahwa perundingan Helsinki akan dipatuhi oleh sayap militer GAM yang masih bersembunyi dihutan, sebab menurut JK percuma perundingan dilakukan jika ternyata tidak dipatuhi oleh pimpinan militer GAM. Setelah perjalan yang lama dan berganti-ganti kendaraan, serta perasaan was-was disepanjang perjalanan, yang detail perjalanannya bisa anda baca di buku atau di website ini, akhirnya Farid bisa bertemu dengan Sofyan, dimana pada pertemuan tersebut, Farid diyakinkan oleh Sofyan bahwa sayap militer GAM akan mengikuti hasil perundingan di Helsinski.
Meja Perundingan
Perundingan yang dilangsungkan diperpustakaan Konigstedt Mansion, dimulai tanggal 27 Januari 2005. Dimana pada perundingan ini delegasi Indonesia diwakili oleh Menkuhham Hamid Awaluddin (ketua delegasi), Menkominfo Sofyan Djalil, Deputi Menko Polkumkan Usman Basjah serta Direktur HAM, Kemanusiaan dan Sosial Budaya I Gusti Agung Wesaka Pudja. Sementara dari pihak GAM adalah Malik Mahmud (Perdana Menteri GAM), Zaini Abdullah (Menlu dan Menkes), Bakhtiar Abdullah (jubir), Nur djuli dan Nurdin Abdul Rahman (intelektual GAM) serta Damien Kingsburry sebagai penasihat.
Perundingan putaran pertama (27-29 Januari 2005) ini tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Walaupun media massa menyatakan perundingan ini kan gagal, tetapi Juha dan Farid berusaha untuk menyelamatkan perundingan dengan jalan membahas masalah tersebut secara informal setelah perundingan pertama selesai.
Secara total perundingan di Finlandia berlangsung selama 24 hari. Putaran pertama 27-29 Januari, Putaran kedua 21-23 Februari, Putaran ketiga 12-16 April, Putaran keempat 26-31 Mei, Putaran kelima 12-17 Juli dan penandatangan perundingan pada 15 Agustus 2005. Perundingan yang terjadi seringkali mengalami deadlock, sehingga seringkali diperlukan pertemuan informal diluar meja perundingan yang berlangsung pada saat makan dan istirahat.
Perundingan mulai mendapat secercah harapan pada putaran ketiga ketika pihak GAM mulai bersedia membahas soal-soal substantif dan lebih sedikit mengulang retorika masa lalu.
Posisi Damien sebagai penasihat GAM sejak awal sudah menjadi sorotan bagi delegasi Indonesia, terlebih ketika keberadaannya membuat perundingan menjadi jalan ditempat, bahkan alot. Bahkan Martti pun merasa Damien sebagai suatu persoalan. Hal itu tidak menjadi masalah lagi ketika Damien dipertemukan dengan JK di Jakarta.
Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
1896 - Grup yang dipimpin oleh Skookum Jim Mason menemukan emas di dekat Dawson City, Yukon, Kanada, yang menyebabkan terjadinya Demam Emas Klondike.
Keish (c. 1855 – 11 Juli 1916), lebih diketahui dengan nama Eropanya Skookum Jim Mason, adalah anggota Negara Pertama Tagish yang akan menjadi wilayah Yukon di Kanada. Ia lahir dekat dengan Danau Bennett. Ia tinggal di Carcross, Yukon.
Pada tanggal 16 Agustus 1896, grup yang dipimpin olehnya menemukan emas di dekat Dawson City, Yukon, Kanada, yang menyebabkan terjadinya Demam Emas Klondike.
Demam Emas Klondike, kadang-kadang disebut Demam Emas Yukon atau Demam Emas Alaska, adalah imigrasi demam emas karena adanya prospek emas di sepanjang sungai Klondike dekat Dawson City, Yukon, setelah penemuan emas di tempat itu pada akhir abad ke-19. Sekitar 12.5 juta ons emas diambil dari wilayah Klondike sejak penemuannya
Rute ke Klondike.
1862 - Suku Lakota, penduduk asli Sioux Amerika, menyerang pemukiman di sepanjang Sungai Minnesota, mengobarkan Perang Dakota 1862 terhadap Amerika Serikat.
Suku bangsa Sioux Indians atau juga disebut Dakota Indians ini merupakan suku bangsa Indians yang besar dan perkasa diantara suku-suku bangsa Indian lainnya. Suku bangsa ini pertama kali dikemukan oleh bangsa Perancis pada tahun 1640 dilokasi dekat Sungai Mississippi. Sebelumnya mereka dipanggil sebagai Nadowessioux lalu dirubah menjadi Sioux. Permukiman mereka menempati daerah yang sangat luas – ke selatan sampai ke Sungai Arkansas – ke utara ke Danau Winnipeg dan ke barat sampai ke kaki gunung Rocky Mountains.
Ketika perang tahun 1812 bangsa Sioux berpihak kepada bangsa Inggris. Pada tahun 1822 populasi mereka diperkirakan hampir mencapai 13,000 orang. Dalam tahun 1837 mereka menyerahkan tanah mereka yang terletak disebelah timur dari Mississippi dan dalam tahun 1851 sebanyak 35,000,000 hektar tanah mereka yang terletak disebelah barat Mississippi kepada pemerintahan Amerika Serikat dengan mendapatkan penggantian senilai $3,000,000. Namun kelalaian pemerintah Amerika Serikat dalam melaksanakan perjanjian yang dibuatnya telah banyak membuahkan perasaan sakit hati dipihak bangsa Sioux dan menimbulkan peperangan. Ketika suku bangsa ini dikalahkan oleh Jenderal Harney pada tahun 1855 barulah dapat dibuat sebuah perjanjian damai.
Perang Dakota 1862 (juga disebut Pemberontakan Sioux, Konflik Dakota, Perang Amerika Serikat-Dakota 1862, atau Perang Gagak Kecil) adalah konflik bersenjata antara Amerika Serikat dan beberapa suku Sioux atau Dakota yang dimulai pada tanggal 17 Agustus 1862 di sepanjang Sungai Minnesota dan berakhir dengan eksekusi masal 38 orang Dakota pada 26 Desember 1862 di Mankato, Minnesota.
Pengepungan New Ulm, Minnesota tanggal 19 Agustus 1862
* 1949 - Uni Soviet meledakkan bom atom pertamanya sebagai percobaan.
* 1980 - Irak melancarkan invasi ke Iran, permulaan perang Iran-Irak.
Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam (قادسيّة صدّام, Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Kuwait meletus pada awal 1990-an, dan untuk beberapa waktu dikenali sebagai Perang Teluk Persia Pertama.
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh imam Khomeini dalam revolusi iran. Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988; Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah merubah wilayah dan situasi poltik global.
Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil irak dan iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar